Kamis, 02 Juni 2016

Objek Wisata Situs Gunung Susuru Ciamis Terbaru

Objek Wisata Situs Gunung Susuru Ciamis Terbaru

Wisata Ciamis Jawa Barat │ Situs Gunung Susuru di Kampung Bunder di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Kab Ciamis menaruh peristiwa yg amat mutlak bagi Kab Ciamis & Kota Banjar. Baca : Menonton Jejak Leluhur di Situs Kertabumi. 

Situs ini yaitu patilasan dari kerajaan Galuh Kertabumi yg didirikan oleh Putri Tanduran Ageung, putri Raja Galuh Salawe yg bernama Sanghyang Cipta. Dia menikah bersama Rangga Permana, keponakan Prabu Geusan Ulun, penguasa Kerajaan Sumedang Larang. Lebih lanjut berkaitan Silsliah Prabu Sanghyang Cipta baca : Kisah Tragis Adipati Panaekan. 

Wilayah ini ialah yang merupakan hadiah pernikahan dari sang ayah. Lantaran berada di tepi sungai Cimuntur, Rangga Permana, setelah itu dikenal sbg Prabu Di Muntur kepada ketika dilantik yang merupakan raja di th 1585 M. Ia memerintah Kertabumi hingga th 1602 M yg seterusnya digantikan oleh putranya bernama Sang Raja Cita.

Makam Prabu Dimuntur
Makam Prabu Dimuntur

Lebih Tua dari Karangkamulyan? 

Objek Wisata Situs Gunung Susuru Ciamis, Walau dikenal juga sebagai petilasan Kerajaan Kertabumi yg berdiri terhadap abad XVI, tetapi berdasarkan peninggalan yg ada, Situs Gunung Susuru sebenarnya lebih lanjut umur dari itu. Bahkan diperkirakan lebih sepuh dari situs Karang Kamulyan, atau minimalnya sejaman, ialah dari abad ke 7. 

Dari hasil penelitian ahli dari Balai Arkeologi Bandung & Pusat Penelitian & Pengembangan Geologi Bandung, ditemukan tulang belulang binatang, gigi manusia yg jelang fosil (sub fosil), & pecahan gerabah di dalam gua. 

Di areal situs yang luasnya sekitar 7 ha ini diperkirakan ada banyak terdapat peninggalan arkeologis yg belum diteliti. Contohnya, batu tingkat yg ukurannya amat sangat gede, & batu bergaris yg guratnya lebih dari seratus baris.

Benteng Kuno 

Situs Gunung Susuru dibatasi oleh Sungai Cileueur di sebelah Selatan, Cungai Cimuntur disebelah Utara, Patimuan disebelah Timur & benteng kuno disebelah Barat. Patimuan yakni daerah jumpa dua sungai Cimuntur & Cileueur. 

Sedangkan benteng kuno, membentang melewati desa dari sudut Cimuntur ke segi Cileueur sepanjang kurang lebih 2 Kilo Meter. Benteng kuno tersebut terbuat dari susunan batu setinggi 1 meter. Tapi sayang, keadaannya saat ini tak utuh lagi. Warga yg membangun pemukiman di alurnya menggunakan batu utk pembangunan hunian. Sebahagian lagi dipakai pelaksanaan jalan aspal. Tetapi di sekian banyak area, pondasi ataupun strukturnya tetap akan di lihat meskipun kurang terang. 

Kembang Susuru 

Objek Wisata Situs Gunung Susuru Ciamis, Dinamakan Gunung Susuru lantaran di bukit tersebut tidak sedikit tumbuh kembang Susuru, ialah sejenis kaktus yg cuma dapat tumbuh di sana. Konon, Susuru yaitu tumbuhan yg menghiasi taman keraton Galuh Kertabumi atau dipergunakan pun tanaman pagar keraton. Sayang, sekarang tanaman tersebut telah punah. Kepada th 60-an, warga menggarap bukit tersebut & menggantikannya bersama jagung. Tetapi, itu cuma bersi kukuh 15 thn. selanjutnya, jagung tak lagi tumbuh subur, perlahan Gunung Susuru ditinggalkan oleh penduduk dalam kondisi gersang. 

Benda Kuno 

Objek Wisata Situs Gunung Susuru Ciamis, Diwaktu dilakukan pengolahan oleh penduduk tersebut, tidak sedikit ditemukan benda kuno, baik yg berbahan tulang, batu, tanah liat, keramik, manik-manik ataupun dari besi. Tetapi sebab pemahaman warga berkaitan nilai peristiwa belum tumbuh, benda-benda tersebut tidak sedikit yg hilang, atau dijadikan jimat koleksi pribadi. Cuma sebahagian mungil saja yg diserahkan pada pemerintah. 

Sisa-sisa temuan yg sekarang tersimpan diantaranya, fosil tulang & gigi manusia, kapak batu, dua buah batu slinder, lumpang batu, batu korsi, menhir & dolmen, batu peluru, piring & poci keramik juga 3 buah keris dgn luk berlainan. 

Punden Berundak 

Yang menarik dari Wisata Situs Gunung Susuru Ciamis nyatanya dengan cara total Gunung Susuru ialah sebuah punden berundak yang tersusun dari 17 tingkatan teras. Ini dibuktikan oleh tim peneliti yg menghitung tingkat atau teras berbalai batu dari kaki Gunung Susuru, baik dari sudut Sungai Cileueur ataupun Sungai Cimuntur. Diperkirakan Gunung Susuru merupakan suatu pusat ritual pemujaan jaman dahulu. Aspek ini diperkuat dgn ditemukannya menhir & dolmen. 

Terdapat 4 punden berundak yg susunannya tetap utuh yg di sebut Batu Patapaan. Bahkan dolmen yg terdapat di Patapaan 4 diduga yaitu sarkofagus (peti kubur batu) lantaran disaat dilakukan penggalian di bawahnya terdapat batu penyangga. 

Bukti-bukti tersebut memperkuat dugaan Gunung Susuru adalah peninggalan dari kebudayaan megalit (kebudayaan gede). Sedangkan temuan berupa kampak batu, manik-manik, pecahan tembikar, adalah ciri era Batu bujang(Neolitikum) yg diperkirakan berkembang 1.500 th sebelum Masehi. 

Untuk bisa mengahdiri semua objek Sejarah di Gunung Susuru tidak satu hari. Makam Prabu Di Muntur saja lokasinya berjarak lebih kurang 2 kilo meter dari Gunung Susuru. Begitu juga bila mau menyaksikan Sumur Batu, mesti melewati Sungai Cimuntur lantaran letaknya di sebrang Gunung Susuru. 

Sedangkan Sumur Taman yg khasiat airnya diakui buat perjodohan berada di perkebunan warga yg berbatasan dgn jurang Cimuntur. Belum lagi Curug Kamuning yg letaknya di tebing Cileueur & bersebrangan bersama ujung Gunung Susuru. 

Tempat yang lain yg utama yakni secon pemukiman warga & pasar kuno di dekat makam Nyi Tanduran Sari (selir Prabu Di Muntur). Di ruang ini paling tidak sedikit ditemukan arang, keramik & gerabah. 

Warga Kertabumi nyatanya mempunyai rutinitas budaya yg bernama Merlawu. Ritual acaranya terdiri dari ngarekes, medar sajarah, & susuguh. 

Ketika penyelenggaraannya tiap-tiap bln Rewah, Hri Senin atau terhadap Hri Kamis terakhir di bln itu bersama dipimpin oleh Aki Kuncen. Aktivitas tersebut adalah wujud syukuran hasil panen masyarakat Kertabumi & sekitarnya. Konon rutinitas ini telah terjadi sejak th 1535, sekaligus sbg warisan dari tabiat budaya warga di Kerajaan Galuh Kertabumi yg masihlah terus dipelihara hingga sekarang. 

Terima kasih, semoga bermanfaat !

Tidak ada komentar: